selamat

INSAN BAMBU INDONESIA Mengucapkan Terimakasih Sebesar-besarnya kepada Para DONATUR

galery

Tuesday 6 October 2015

Menyambut Asyura`





Dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin li-Samarqandi disebutkan riwayat dari Ibnu 'Abbas bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
"Barangsiapa yang puasa para hari Asyura (tanggal 10) bulan Muharran niscaya Allah akan memberikan 10000 pahala malaikat dan pahala 10.000 pra syuhada', dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura' niscaya Allah angkat derajatnya  pada setiap rambut yang diusapnya".
Makna Mengusap Kepala Anak Yatim
Berkaitan dengan mengusap anak kepala anak yatim (Mas-hu Ro'yi Yatiim), ulama mengartikannya sebagai makna hakiki  (makna yang sebenarnya) yaitu mengusap kepala anak yatim dengan tangan, dan ulama lainnya mengartikannya sebagai makna kinayah  (kiasan) berupa melakukan perbuatan baik seperti santunan kepada anak yatim dan perlakuan lembah lembut dan sebagainya.
والمراد من المسح في الحديث الثاني حقيقته كما بينه آخر الحديث وهو (من مسح رأس يتيم لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة تمر عليها يده عشر حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو في الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه) . وخص الرأس بذلك لأن في المسح عليه تعظيما لصاحبه وشفقة عليه ومحبة له وجبرا لخاطره، وهذه كلها مع اليتيم تقتضي هذا الثوب الجزيل، وأما جعل ذلك كناية عن الإحسان فهو غير محتاج إِلَيْهِ لِأَن ثَوَاب الْإِحْسَان الَّذِي هُوَ أَعلَى وأجلّ قد ذكر بعده
"Maksud dari "mengusap" dalam hadits kedua adalah makna hakiki (yang sebenarnya) sebagaimana diterangkan oleh hadits lain, yaitu "Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim semata-mata karena Allah, niscaya Allah berikan sepuluh kebaikan pada  setiap helai rambutnya, dan barangsiapa memperbaiki anak yatim perempuan atau laki-laki yang ada disisinya niscaya aku dan  dia bersamanya seperti ini, dan Nabi menggandeng antara jarinya". Penyebutan kata ro'sun / kepala secara khusus karena mengusap kepala mengandung pengertian sikap penghargaan, kasih sayang, cinta kasih dan mengayomi kebutuhan yang diusap, semua itu bila dilakukan pada anak yatim maka mendapatkan pahala. Adapun mengartikannya secara kinayah (kiasan / bukan makna sebenarnya) berupa perbuatan kebajikan tidaklah dibutuhkan,  karena pahala kebajikan yang lebih tinggi telah disebutkan setelahnya..." (al-Fatawa al-Haditsiyyah li-Ibni Hajar al-Haitami, 1/43)
قال الطيبي: مسح رأس اليتيم كناية عن الشفقة والتلطف إليه، ولما لم تكن الكناية منافية لإرادة الحقيقة لإمكان الجمع بينهما
"Abu Thayyib berkata: "Mengusap kepala anak yatim adalah sebuah kinayah  tentang kasih sayang, sikap lemah lembut, dan  makna kinayah tidak bertentangan dengan hakiki karena dimungkinkan untuk dipadukankan keduanya". (Mirqatul Mafatih, 8/3115)

No comments:

Post a Comment