selamat

INSAN BAMBU INDONESIA Mengucapkan Terimakasih Sebesar-besarnya kepada Para DONATUR

galery

Tuesday 6 October 2015

Segores Kisah Kakak BAM




Dari segala pejuru kami datang tuk bersatu. Siang malam tak terasa, suka duka di GMF. Itulah sema-ngat yang menggema di BAM GMF AeroAsia. 09 Agustus 2010, di Managemen Building  hitam di atas pu-tih merupakan bukti yang tak terbantahkan lagi. Cerahanya mendung Senin kala itu merupakan awal kami mengukir langkah menjadi siswa BAM 5 dengan 98 putra daerah dari seluruh pangkuan ibu pertiwi Indonesia. Kebanggaan terpancar pada wajah-wajah kami, yang mana dari sekian banyak pendaftar akir-nya kami bisa masuk GMF. Diikuti rasa kekaguman, kami menjalani orientasi dengan 25 siswa AP 1, 25 siswa AP 2, 24 siswa EA 1, dan 24 siswa EA 2 selama seminggu.
Seragam putih biru polos serta sambutan hangat dari BAM 4 mengawali perjumpaan kami. Begitu ju-ga kebingungan yang tak segan-segan mendekap kami, yaitu Bahasa Inggris. Tapi semangat belajar telah menyingkapnya. Kecanggungan antar kami lambat laun mulai terkikis, sehingga susah senang bersatu.
Rerumputan Lerning Services seolah menjadi saksi bisu kegiatan upacara bendera, apel pagi, olah ra- ga, serta hukuman-hukuman karena kesalahan kami. Tapi itu semua dijalani dengan penuh semangat ka-rena kami sebagai calon pemain MRO world class tak boleh getar. Para instruktur profesional pun tak hentinya menularkan pengetahuan, serta motifasi yang membakar semangat para siswa yang haus akan kesuksesan. Tiga bulan berlalu, datanglah 43 siswa BAM 6 yang menambah teman perjuangan kami. Begitu juga Rindam Jaya yang merupakan penguat kedisiplinan, mental dan kebersamaan kami. Rasa sa-ling menghargai juga terpacar ketika pergantian perangkat angkatan, dari BAM 4 ke Bam 5. Terpilihnya Sandy Rizky Ramadhan atau tenarnya disebut pampam menjadi ketua dan para anggota perangkat ang-katan, mereka harus menggantikan tanggung jawab demi kelancaran pendidikan kami. Akhir April 2011 merupakan bagian dari cerita kami, dimana dilakukanya ujian semester yang pertama. Sangat disa-yangkan, ada teman yang terpaksa berpisah dengan kami sehingga kebersamaan seolah diragukan.
Di bawah komando bapak Ngadirin kedisiplinan terus digalakan. Bersama seragam baru yang kami ke-nakan sanjungan kegagahan seolah terus melempari kami. Tak ketinggalan extra kulikuler yang memben-tuk kesehatan jasmani, rutin kami jalani. Begitu juga mentoring yang membentuk rohani tak henti-henti-nya dikaji. Sebagai wujud syukur dan limpahan rahmatNya, kami sisihkan untuk adik-adik asuh kami, wa-lau pun tak seberapa semoga bermanfaat.
Semester kedua, semester yang sangat mengetuk hati-hati kami. Di mana belasan saudara-saudara kami harus meniggalkan kami. Harapan yang tadinya jumlah masuk sama dengan jumlah keluar kini sema-kin jauh dari harapan. Tetesan air mata yang terbendung tak bisa mewakili hati yang terjerit. Apa yang dapat kami usahakan? Penyesalanlah yang ada. Maafkan kami teman. Semoga Engkau berhasil walau ti-dak menemani kami. Harapan kami untuk mempertahankan kebersamaan selalu ada. Tapi takdirlah yang berkata lain.
Bantek...bantek...bantek, “pegalaman yang mahal dan kesempatan yang langka” Itulah sanjungan yang tak kan terlupakan pada kami. Keiklasanpun menjadi teruji. Tapi demi GMF yang tercinta ini, apa yang kami berikan  seolah belum cukup untuk membalas atas apa yang telah diberikanya. Dari datang tidak tahu akirnya menjadi tahu.
Kebanggaan milik kita semua. Usai bantek tiba, angin yang mengembangkan guratan senyum para siswa menyapa ketika ucapan terimakasih dan penghargaan dari petinggi di Line Maintenance yang menambah semangat kami. Ini semua merupakan buah dari semangat perubahan baik para siswa dan usaha para intruktur yang tak henti-hentinya menanamkan attitude. Disusul semester tiga yang menanti, semangat kami semakin melambung untuk manyelesaikan pendidikan.
Lulus yang kian tertunda, serasa menusuki hati. Dengan posisi yang tak pasti, hanyalah kepada pe-nguasa segala kami bermunajat. Kesabaranlah yang memperkuat hati-hati kami. Wahai orang tua kami, pujaan hati yang selalu menanti, kami yakin kesuksesan insya Allah pasti.
Dua tahun lebih masa hidup kita tergores di sini dan pastinya tak seringkas tulisan ini. Kebersamaan, kedisiplinan, serta keimanan lambat laun mulai terbentuk, tapi apakah akan sirna setelah kita lulus...? Apakah tinggal catatan kenangan belaka...? Perjalanan hidup kita masih panjang, walaupun tak tau kapan urat nadi akan terputus. Mari kita jaga bersama-sama. Semoga pendidikan kami menjadi berkah. Amiin.
Terimakasih intruktur. Terimakasih GMF. Terimakasih orang tua kami dan tak lupa, terimakasih banyak Allah SWT.                                                                                                                                              

No comments:

Post a Comment